‘Darah’ di Balik Kesuksesan Media Sosial: Kongres Menghadapi Ancaman bagi Kaum Muda

Kamu pasti udah dengar tentang rapat Kongres AS dengan para bos media sosial minggu lalu. Kali ini, mereka dipanggil lagi buat ngomongin isu keamanan platform buat pengguna muda.

Kayak sebelumnya, banyak momen berkesan yang terjadi, ada yang mengharukan, ada yang bikin sebel, juga ada yang lucu banget.

Yang bikin haru itu kehadiran para orang tua yang anaknya kena dampak negatif dari media sosial. Mereka bawa foto anak mereka buat perjuangin perubahan demi pengguna muda.

Rapat kali ini beda karena ada orang tua korban. Mereka tepuk tangan, ketawa dengar kesaksian CEO, mendesis, dan hening sejenak.

Intinya rapat kali ini tentang penderitaan dan kematian anak-anak akibat media sosial. Foto ditunjukkan saat sidang di Gedung Capitol AS, 31 Januari 2024.

Kongres AS: ‘Darah’ Para Pemuda Di Balik Kesuksesan CEO Media Sosial

Jika kamu menonton sidang kongres pekan lalu, kamu pasti merasakan atmosfer yang beragam. Ada momen mengharukan, menyebalkan, bahkan lucu yang terjadi selama sidang ini berlangsung.

Salah satu yang membuat suasana menjadi emosional adalah kehadiran orang tua anak-anak yang dirugikan akibat dampak negatif media sosial. Mereka terlihat membawa foto anak-anak mereka sebagai bentuk perjuangan agar perubahan pada platform media sosial untuk pengguna muda dapat dilakukan.

Sidang kali ini terasa berbeda karena kehadiran orang tua yang dirugikan oleh media sosial. Mereka memberikan tepuk tangan, tawa pada kesaksian CEO, celetukan, dan momen hening.

Tema utama pertemuan ini adalah anak-anak yang menderita dan meninggal akibat dampak media sosial. Foto ditampilkan selama sidang Komite Peradilan Senat tentang eksploitasi seksual anak-anak secara online di Capitol Hill AS, Washington AS, 31 Januari 2024.

Jika kamu memperhatikan, kamu akan menemukan bahwa keberhasilan para CEO media sosial didukung oleh darah pemuda. Mereka menghasilkan uang dari ketergantungan remaja pada platform mereka, yang pada akhirnya berdampak buruk pada kesehatan mental, hubungan sosial, dan kehidupan sehari-hari pengguna muda.

Para CEO ini harus bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan platform mereka. Mereka perlu melakukan perubahan untuk melindungi generasi muda, seperti pembatasan penggunaan, peningkatan privasi, dan sensor konten yang tidak sehat. Jika tidak, keberhasilan bisnis media sosial akan didasari oleh penderitaan pemuda, bukan kemajuan teknologi.

Kehadiran Orang Tua Korban Dampak Negatif Media Sosial Yang Mengharukan

Kehadiran orang tua korban media sosial yang menyedihkan di sidang Kongres ini sungguh mengharukan. Mereka membawa foto anak-anak mereka sebagai bentuk perjuangan agar media sosial melakukan perubahan kebijakan untuk pengguna muda.

Kongres kali ini terasa berbeda karena kehadiran orang tua yang dirugikan oleh media sosial. Mereka memberikan tepuk tangan, tertawa mendengar kesaksian CEO, berdesis, dan ada momen hening.

Tema utama pertemuan ini adalah anak-anak yang menderita dan meninggal karena dampak media sosial. Foto ditampilkan selama Rapat Komite Kehakiman Senat tentang eksploitasi seksual anak secara online di Gedung Capitol AS, 31 Januari 2024.

Orang tua korban yang hadir bersaksi tentang dampak negatif platform media sosial pada anak-anak mereka, mulai dari kecanduan, depresi, hingga bunuh diri. Mereka menuntut perubahan sistematis agar anak-anak dilindungi dari bahaya yang ada.

Dengan kehadiran orang tua yang ditinggalkan anaknya karena media sosial, para CEO platform diminta untuk bertanggung jawab atas kematian dan penderitaan yang ditimbulkan. Mereka diminta untuk berhenti mengejar keuntungan semata dan fokus pada keselamatan pengguna.

Kehadiran orang tua korban yang menyedihkan ini sungguh memberikan dampak emosional bagi semua yang hadir dalam sidang. Mereka mengingatkan kita bahwa di balik kesuksesan media sosial, ada ‘darah’ yang mengalir: darah anak-anak yang menjadi korban.

Tema Utama Kongres: Penderitaan Dan Kematian Anak-Anak Akibat Media Sosial

Kongres utama ini berfokus pada penderitaan dan kematian anak-anak akibat penggunaan media sosial. Kehadiran orang tua yang terluka karena dampak negatif media sosial membuat suasana menjadi emosional. Mereka terlihat membawa foto anak-anak mereka sebagai bentuk perjuangan agar perubahan terjadi pada platform media sosial untuk pengguna muda.

Kongres kali ini terasa berbeda karena pakong188 kehadiran orang tua yang dirugikan oleh media sosial. Mereka memberikan tepuk tangan, tertawa saat CEO memberikan kesaksian, berdesis, dan melakukan hening cipta. Tema utama pertemuan ini adalah penderitaan dan kematian anak-anak akibat dampak media sosial.

Anak-anak sebagai korban

Anak-anak menjadi korban dari berbagai masalah seperti cyberbullying, kecanduan internet, penipuan online, dan eksploitasi seksual anak. Selain itu, konten berbahaya seperti perilaku berisiko, kekerasan, dan pornografi dapat dengan mudah diakses oleh anak-anak dan remaja di media sosial.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan dan kesejahteraan pengguna muda platform media sosial. Para CEO diminta untuk memperkuat kebijakan dan algoritma untuk melindungi pengguna di bawah umur, terutama anak-anak. Mereka juga diminta untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas mengenai langkah-langkah keamanan yang diterapkan.

Dengan memperkuat kebijakan privasi data dan keamanan pengguna, serta peningkatan literasi digital di kalangan orang tua dan anak-anak, diharapkan media sosial dapat menjadi tempat yang lebih aman dan sehat untuk berinteraksi. Ke depannya, kerja sama yang erat antara pemerintah, perusahaan teknologi, dan masyarakat sipil diperlukan untuk melindungi generasi muda dari

Tawa, Suitan, Dan Hening Saat CEO Media Sosial Bersaksi

Tawa, pekikan, dan keheningan mendominasi sidang Kongres kali ini. Kehadiran orang tua yang terluka akibat media sosial membuat suasana menjadi emosional. Mereka memberikan tepuk tangan, tawa mendengar kesaksian CEO, siulan, dan momen diam.

Tema utama pertemuan ini adalah anak-anak yang menderita dan meninggal akibat dampak media sosial. Foto ditampilkan selama Sidang Komite Yudisial Senat tentang eksploitasi seksual anak-anak secara online di Gedung Capitol AS, Washington, AS, 31 Januari 2024.

Orang tua ini tampak membawa foto anak-anak mereka sebagai bentuk perjuangan bagi mereka untuk melakukan perubahan pada platform media sosial bagi pengguna muda. Kongres kali ini terasa berbeda karena kehadiran orang tua yang dirugikan oleh media sosial. Mereka menawarkan tepuk tangan, tawa mendengar kesaksian CEO, siulan, dan momen diam untuk menghormati anak-anak yang telah meninggal.

CEO raksasa teknologi seperti Meta, TikTok, Snap, Discord hingga Twitter kembali dipanggil oleh parlemen Amerika Serikat terkait isu keamanan platform bagi pengguna muda. Seperti sebelumnya, banyak momen yang terjadi dalam sidang ini, beberapa mengharukan, beberapa menjengkelkan, beberapa lucu yang terjadi sepanjang kongres ini.

Para CEO diminta menjelaskan langkah-langkah perbaikan kebijakan dan algoritma untuk melindungi pengguna di bawah umur dari bahaya seperti kecanduan, intimidasi, dan konten berbahaya. Mereka juga diminta mempertanggungjawabkan kegagalan mereka dalam melindungi kesejahteraan psikologis dan keamanan pengguna muda.

Apa Yang Harus Dilakukan Media Sosial Untuk Melindungi Pengguna Muda?

Sehingga, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh media sosial untuk melindungi pengguna muda:

  • Menerapkan batasan usia minimum yang lebih ketat. Platform media sosial perlu memastikan bahwa pengguna di bawah umur 13 tahun tidak dapat membuat akun.Ini dapat dilakukan dengan melakukan verifikasi usia ketat saat mendaftar akun baru.
  • Memperkuat pengawasan orang tua dan persetujuan.Media sosial harus memberikan orang tua kontrol yang lebih besar atas penggunaan media sosial anak-anak mereka.Ini termasuk mewajibkan persetujuan orang tua untuk pengguna di bawah umur dan memberikan orang tua akses untuk memonitor dan membatasi aktivitas akun anak mereka.
  • Meningkatkan keamanan data pribadi.Media sosial perlu melakukan lebih banyak untuk melindungi data pribadi pengguna muda. Ini termasuk membatasi akses ke data pengguna untuk pihak ketiga dan melakukan enkripsi yang lebih kuat untuk data pengguna.
  • Memperkuat moderasi konten.Platform harus memperkuat upaya mereka untuk mendeteksi dan menghapus konten yang tidak pantas, berbahaya, atau ilegal yang dapat dilihat oleh pengguna muda, seperti intimidasi , penipuan, pornografi, dan konten berbahaya lainnya.
  • Menyediakan alat dan sumber daya kesehatan digital. Media sosial perlu menyediakan alat dan fitur yang dapat membantu pengguna muda mengelola penggunaan media sosial mereka dan mendukung kesehatan digital mereka. Ini bisa mencakup alat untuk membatasi waktu penggunaan, menonaktifkan notifikasi, dan akses ke sumber daya pendidikan tentang kesehatan digital.

Conclusion

Perhatikanlah, kita semua tahu bahwa media sosial bisa bermanfaat, tapi juga berbahaya. Kita harus berpikir tentang orang lain, terutama anak-anak, saat menggunakannya. Kita semua punya peran untuk memastikan media sosial menjadi tempat yang aman dan positif. Mari kita dengarkan orang tua yang kehilangan anaknya dan belajar dari pengalaman mereka. Bersama, kita bisa membuat perubahan yang diperlukan.

Siap menggeser posisi YouTube? TikTok Menguji Video Berdurasi 30 Menit

Apakah kamu siap untuk menggantikan YouTube? TikTok sedang menguji video 30 menit. Ya, kamu tidak salah baca. TikTok, aplikasi video pendek yang populer itu, kini tampaknya bersiap merebut posisi YouTube sebagai salah satu platform video paling banyak digunakan di dunia.

Dalam sebuah laporan yang dibagikan oleh ahli media sosial slotpulsa indosat Matt Navarra pada Kamis (25/01), TikTok diketahui tengah menguji kemampuan para kreator konten untuk mengunggah video 30 menit. Saat ini, durasi video maksimal di platform tersebut hanya sampai 10 menit.

Berdasarkan tangkapan layar Navarra, pengguna nantinya akan mendapatkan pop-up saat mengunggah video. Pemberitahuan ini menginformasikan mereka tentang durasi maksimal baru ini.

TikTok Siap Menggeser Posisi YouTube?

Sepertinya TikTok siap menggantikan posisi YouTube sebagai salah satu aplikasi video paling banyak digunakan di dunia saat ini. Dalam sebuah laporan yang dibagikan oleh ahli media sosial Matt Navarra pada Kamis (25/01), diketahui bahwa TikTok sedang menguji kemampuan kreator konten untuk mengunggah video berdurasi 30 menit. Saat ini, durasi video maksimum di platform hanya sampai 10 menit.

Berdasarkan tangkapan layar Navarra, pengguna nantinya akan mendapatkan pop-up saat mengunggah video. Pemberitahuan ini memberi tahu mereka tentang durasi maksimum baru.

Dengan durasi video yang lebih panjang, para kreator konten TikTok akan memiliki lebih banyak kebebasan kreatif untuk membuat video yang lebih panjang dan berkualitas yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Hal ini juga membuka peluang baru bagi mereka untuk bekerja sama dengan merek dan bermitra dengan platform lain seperti YouTube. Bagi penonton, ini berarti lebih banyak konten menarik yang dapat dinikmati di aplikasi.

Dengan fitur baru 30 menit ini, TikTok semakin dekat untuk mengambil alih takhta YouTube. Apakah YouTube siap untuk berbagi panggung dengan raksasa video pendek ini yang semakin tumbuh dan berkembang? Kita lihat saja apa yang akan terjadi. Yang pasti, persaingan di industri video online semakin menarik untuk ditonton!

TikTok Uji Coba Video Berdurasi 30 Menit

TikTok baru-baru ini dikabarkan sedang menguji kemampuan kreator konten untuk mengunggah video berdurasi 30 menit. Saat ini, durasi video maksimum di platform hanya sampai 10 menit. Menurut laporan yang dibagikan oleh ahli media sosial Matt Navarra pada Kamis (25/01), TikTok diketahui sedang menguji fitur ini.

Berdasarkan tangkapan layar Navarra, pengguna nantinya akan mendapatkan pop-up saat mengunggah video. Pemberitahuan ini memberi tahu mereka tentang durasi maksimum baru. Ini adalah langkah besar bagi TikTok dan dapat membantu platform video singkat ini bersaing dengan YouTube.

Dengan durasi video yang lebih panjang, kreator konten akan memiliki lebih banyak kebebasan kreatif dan ruang untuk bercerita. Mereka dapat membuat video tutorial, review produk, atau bahkan episode web series. Ini juga akan membuka kesempatan bagi brand dan perusahaan untuk berkolaborasi dengan influencer TikTok dalam konten berdurasi panjang.

Meskipun belum ada kabar resmi dari TikTok terkait peluncuran fitur ini, pengujian 30 menit video ini menandakan platform video pendek populer ini berencana untuk mengubah strateginya. Dengan durasi video yang lebih panjang dan konten kreatif, TikTok berpotensi merebut tahta YouTube sebagai salah satu aplikasi video paling banyak digunakan di dunia saat ini.

Apa Keuntungan Video 30 Menit Di TikTok?

Dengan video berdurasi 30 menit, TikTok pasti akan memperoleh banyak keuntungan.

Lebih banyak konten berkualitas tinggi

Dengan durasi yang lebih panjang, para kreator konten akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan cerita, tutorial, atau materi edukasi yang lebih mendalam. Hal ini akan menarik kreator konten profesional untuk bergabung dengan platform dan mengunggah konten berkualitas tinggi.

Meningkatkan engagement

Video yang lebih panjang berarti pengguna akan menghabiskan lebih banyak waktu menonton di aplikasi. Hal ini tentu akan meningkatkan engagement dan membuat pengguna kecanduan menggunakan TikTok.

Menarik lebih banyak pengiklan

Dengan peningkatan jumlah pengguna dan lamanya mereka menghabiskan waktu di aplikasi, TikTok akan menjadi platform iklan yang lebih menarik. Pengiklan dapat menempatkan iklan di tengah-tengah konten 30 menit dan mendapatkan paparan iklan yang lebih lama.

Menyaingi YouTube

Dengan fitur video 30 menit, TikTok semakin siap untuk bersaing dengan YouTube. TikTok kini memiliki konten video pendek maupun panjang, sehingga dapat menarik pengguna dari berbagai segmen. Hal ini tentu akan membuat YouTube waswas dengan kemajuan pesat TikTok.

Secara keseluruhan, langkah TikTok menguji video 30 menit ini sangat cerdas. Ini adalah strategi jitu untuk terus tumbuh dan bersaing di industri konten video digital. TikTok terus berevolusi untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan kreator kontennya.

Bagaimana TikTok Bersaing Dengan YouTube?

Dengan durasi video yang lebih panjang, TikTok semakin siap bersaing dengan YouTube. Platform video populer ini telah lama menjadi pilihan utama untuk mengunggah dan menonton video panjang. Namun, TikTok kini mulai menyaingi posisi YouTube.

Konten yang Beragam

TikTok dan YouTube sama-sama menawarkan beragam konten video, mulai dari tutorial, review produk, komedi, hingga film pendek. Perbedaannya, konten di TikTok umumnya lebih ringkas dan kasual. Sedangkan di YouTube, kreator lebih bebas membuat video panjang dan detail. Dengan durasi 30 menit, TikTok dapat menarik kreator dan penonton yang ingin membuat dan menikmati konten lebih mendalam.

Fitur Interaktif

TikTok dan YouTube sama-sama menyediakan fitur yang memudahkan interaksi antar pengguna, seperti komentar, like, dan share. TikTok bahkan memiliki fitur duet dan stitch yang memungkinkan kreator berkolaborasi dalam satu video. Fitur-fitur ini membuat pengalaman menonton di kedua platform menjadi lebih hidup dan interaktif.

Model Bisnis yang Berbeda

Meski keduanya merupakan platform video, TikTok dan YouTube memiliki model bisnis yang berbeda. TikTok lebih fokus pada keterlibatan pengguna dan pertumbuhan jumlah pengguna aktif. Sedangkan YouTube lebih mengutamakan produksi konten berkualitas tinggi dan iklan sebagai sumber pendapatan utama. Dengan basis pengguna yang masif, keduanya berpotensi saling mempengaruhi dan belajar satu sama lain di masa depan.

Pertanyaan Umum Tentang TikTok Siap Menggeser Posisi YouTube

Apakah TikTok benar-benar siap menggantikan YouTube? TikTok telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, tapi apakah platform video pendek ini sudah siap bersaing dengan raksasa seperti YouTube? Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang hal ini.

Apakah TikTok dapat menarik kreator konten YouTube?

TikTok telah berhasil menarik banyak kreator konten muda dengan algoritme pemberian rekomendasi yang kuat dan kemudahan berbagi video pendek. Namun, banyak kreator YouTube masih ragu untuk beralih ke TikTok karena durasi video yang terbatas dan kurangnya monetisasi. Dengan meningkatkan durasi video hingga 30 menit, TikTok dapat menarik lebih banyak kreator YouTube dan membuat platform ini lebih kompetitif.

Dapatkah TikTok menghasilkan uang seperti YouTube?

YouTube telah lama menjadi platform video paling menguntungkan bagi kreator konten dan perusahaan. TikTok baru mulai memperkenalkan cara bagi kreator untuk menghasilkan uang dari video mereka, seperti fitur hadiah virtual dan kemitraan. TikTok perlu terus berinovasi dengan cara monetisasi baru yang menarik bagi kreator dan penonton untuk bersaing dengan YouTube.

Bagaimana TikTok dapat tetap populer di masa depan?

Popularitas TikTok telah meledak dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan remaja dan generasi muda. Namun, tren dapat berubah dengan cepat di industri teknologi. Untuk tetap populer, TikTok perlu terus meningkatkan fitur dan algoritmanya untuk menyenangkan pengguna, menarik kreator konten baru, dan tetap relevan di masa depan.

TikTok mungkin belum siap untuk menggantikan YouTube, tetapi dengan terus berinovasi, platform video pendek ini dapat menjadi pesaing yang lebih kuat di masa depan. W

Conclusion

TikTok benar-benar sedang bersiap untuk menggantikan posisi YouTube sebagai salah satu platform video paling populer di dunia saat ini. Dengan pengumuman pengujian durasi video 30 menit dan seterusnya, TikTok semakin memperkuat posisinya sebagai raja konten video pendek maupun panjang. Kita semua sudah tahu betapa ketagihan orang terhadap TikTok. Jadi, tidak mengherankan jika mereka ingin menghabiskan waktu lebih lama menonton video di sana. Tunggu apalagi, ayo ramaikan TikTok dengan video-video panjangmu! Siapa tahu karyamu bisa viral dan membuatmu terkenal.

Keadilan Algoritma TikTok: Meluruskan Catatan

Tau gak sih kamu, belakangan ini TikTok dibilang preferensi konten promosi atau produk dari negara asalnya, yaitu China. Produk-produk yang dimaksud adalah baju, perawatan wajah, peralatan rumah tangga, dan lain-lain. Akibatnya, TikTok dianggap meminimalkan konten produk lokal dari Indonesia yang muncul di For You Page (FYP)-mu.

Namun, dalam sebuah workshop berjudul ‘Menggali Lebih Dalam Bagaimana Algoritma TikTok Bekerja di Tengah Isu Panas’, Anggini Setiawan, Head of Communication TikTok Indonesia mengklarifikasi bahwa itu hanyalah mitos belaka.

TikTok Menolak Tuduhan Prioritaskan Promosi Produk Dari China

TikTok menolak tuduhan bahwa mereka memprioritaskan promosi produk dari Tiongkok. Menurut Anggini Setiawan, Head of Communications TikTok Indonesia, algoritma TikTok tidak memfavoritkan konten berdasarkan asal negara produknya.

Algoritma TikTok hanya memprioritaskan konten yang relevan dengan minat pengguna. Apapun asal negara produknya, selama konten tersebut diminati pengguna, maka akan muncul di For You Page (FYP).

Algoritma TikTok bekerja berdasarkan minat dan interaksi pengguna, bukan berdasarkan asal negara produk. Misalnya, jika Anda sering menyukai dan berinteraksi dengan konten fashion, maka TikTok akan menunjukkan lebih banyak konten fashion di FYP Anda, baik itu produk lokal maupun impor.

Begitu pula wla188 login sebaliknya, jika Anda jarang berinteraksi dengan konten dari produk Tiongkok, maka kemungkinan konten tersebut muncul di FYP Anda pun akan berkurang. Dengan kata lain, konten apa pun yang mendapatkan banyak suka dan komentar dari pengguna Indonesia, termasuk produk lokal, akan mendapatkan prioritas untuk ditampilkan.

Jadi, tuduhan bahwa TikTok memprioritaskan promosi produk Tiongkok adalah tidak benar. TikTok hanya memprioritaskan konten yang diminati penggunanya tanpa memandang asal negara produk. Itulah cara kerja algoritma TikTok yang sebenarnya.

Bagaimana Algoritma TikTok Bekerja Secara Adil

Jadi, bagaimana algoritma TikTok benar-benar bekerja secara adil? Mari kita luruskan beberapa kesalahpahaman umum tentang platform ini.

Pertama, konten lokal dari Indonesia diprioritaskan oleh algoritma TikTok. Platform ini secara aktif mendorong kreator lokal untuk membuat dan mengunggah konten yang relevan dengan pengguna Indonesia. TikTok bahkan telah meluncurkan program pendanaan kreator untuk mendukung kreator Indonesia.

Kedua, TikTok tidak memfilter konten berdasarkan asal negara. Algoritmanya dirancang untuk menyarankan konten yang paling menarik bagi pengguna, terlepas dari asal negaranya. Faktanya, konten dari seluruh dunia muncul di FYP pengguna Indonesia, yang mencerminkan keragaman konten TikTok.

Rekomendasi konten didasarkan pada minat pengguna

Rekomendasi konten di FYP pengguna ditentukan sepenuhnya oleh minat dan interaksi pengguna, bukan oleh asal negara konten atau produk. Semakin banyak pengguna menyukai, mengomentari, dan berbagi konten tertentu, semakin mungkin konten itu direkomendasikan kepada pengguna lain yang memiliki minat serupa.

Jadi, jika konten lokal tidak muncul di FYP Anda, itu karena algoritma belum mendeteksi minat Anda pada konten semacam itu, bukan karena diskriminasi. TikTok bekerja keras untuk memastikan bahwa semua pengguna dapat menemukan konten yang mereka sukai di platform ini, terlepas dari asal negaranya.

Konten Lokal Indonesia Tetap Mendapat Tempat Di TikTok

TikTok telah lama dituduh memfavoritkan konten promosi atau penjualan produk dari negara asalnya, yaitu China. Produk-produk yang dimaksud adalah pakaian, perawatan wajah, peralatan rumah tangga, dan lainnya.

Akibatnya, TikTok dianggap meminimalkan konten produk lokal Indonesia yang muncul di For Your Page (FYP). Namun, dalam sebuah workshop berjudul ‘Menggali Lebih Dalam Cara Algoritma TikTok Bekerja di Tengah Isu Panas’, Anggini Setiawan, Head of Communication TikTok Indonesia membantah tuduhan tersebut. Beliau menegaskan bahwa konten lokal Indonesia masih memiliki tempat di TikTok.

Konten Indonesia tetap diprioritaskan

Menurut Anggini, TikTok selalu memprioritaskan konten lokal yang relevan dengan pengguna di setiap negara, termasuk Indonesia. “Konten lokal sangat penting karena lebih dekat dengan keseharian pengguna di Indonesia dan budaya lokal,” ujarnya.

TikTok juga terus berupaya meningkatkan keterwakilan konten kreator lokal Indonesia di platformnya. Mereka menyediakan program khusus bagi kreator lokal seperti TikTok Creator Program dan TikTok Academy. Kedua program ini ditujukan untuk memberi pelatihan dan dukungan kepada kreator konten lokal agar bisa sukses di TikTok.

Selain itu, untuk memastikan konten Indonesia tetap mendapatkan prioritas di FYP pengguna Indonesia, TikTok juga telah membentuk tim khusus yang bertugas menganalisis preferensi konten lokal pengguna di Indonesia. Tim ini kemudian memberikan masukan kepada sistem agar konten Indonesia lebih banyak ditampilkan di FYP pengguna Indonesia.

Dengan berbagai upaya tersebut, konten lokal Indonesia tetap menjadi prioritas TikTok dan terus diberdayakan di platformnya. Tuduhan bahwa TikTok hanya mementingkan konten China tentunya tidak benar.

TikTok Berkomitmen Dukung Kreator Lokal Indonesia

TikTok berkomitmen untuk mendukung kreator lokal Indonesia. Meskipun algorithm TikTok dirancang untuk menampilkan konten yang relevan dengan minat pengguna, TikTok juga berupaya keras untuk mendorong kreator lokal.

TikTok meluncurkan fitur baru seperti TikTok Kreatif yang memberdayakan kreator untuk berkreasi dan mengekspresikan diri mereka. Fitur ini juga mendorong kreator untuk memproduksi konten yang lebih lokal dan relevan dengan pengguna Indonesia. TikTok juga secara aktif bekerja sama dengan berbagai komunitas kreator lokal untuk mengadakan kampanye dan kompetisi khusus kreator Indonesia.

Dukungan Finansial Bagi Kreator

TikTok memberikan dukungan finansial bagi kreator melalui TikTok Creator Fund. Dana ini diberikan kepada kreator yang memenuhi kriteria tertentu berdasarkan jumlah penonton, frekuensi posting, dan tingkat interaksi penonton. TikTok berharap dapat terus meningkatkan dukungan untuk para kreator lokal di masa depan.

TikTok juga bermitra dengan perusahaan e-commerce lokal seperti Tokopedia dan Bukalapak untuk memberdayakan kreator dalam memonetisasi konten mereka. Kreator dapat mempromosikan produk dari mitra e-commerce ini dan mendapatkan komisi dari penjualan.

Pelatihan dan Edukasi

TikTok secara rutin mengadakan pelatihan dan workshop untuk para kreator guna meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam memproduksi konten. Pelatihan ini mencakup topik seperti teknik editing video, strategi konten, hingga cara memanfaatkan fitur TikTok untuk mengoptimalkan kinerja konten.

TikTok berkomitmen pada prinsip netralitas dan keterbukaan. TikTok tidak memihak atau memfavoritkan konten dari negara tertentu. TikTok berusaha keras untuk mendukung para k

Mengklarifikasi Salah Kaprah Soal Algoritma TikTok

Seiring dengan popularitas TikTok yang melonjak di Indonesia, banyak rumor beredar mengenai algoritma TikTok yang diduga memprioritaskan konten promosi atau penjualan produk dari negara asalnya, China. Produk yang dimaksud adalah pakaian, perawatan wajah, peralatan rumah tangga, dan lainnya.

Akibatnya, TikTok dianggap meminimalkan konten produk lokal Indonesia yang muncul di For You Page (FYP). Namun, dalam sebuah workshop berjudul ‘Menggali Lebih Dalam Cara Algoritma TikTok Bekerja di Tengah Isu Panas’, Anggini Setiawan, Head of Communication TikTok Indonesia membantah rumor tersebut.

Klarifikasi salah paham tentang algoritma TikTok

Anggini menegaskan bahwa TikTok tidak memfavoritkan konten dari negara tertentu. Algoritma TikTok didesain untuk menampilkan konten yang relevan dengan minat pengguna berdasarkan interaksi mereka, seperti video yang disukai, dikomentari, dan dishare.

TikTok berupaya keras untuk mendorong kreativitas dan membangun komunitas yang inklusif bagi kreator lokal di berbagai negara. TikTok juga meluncurkan fitur seperti efek dan filter khusus yang disesuaikan dengan budaya dan preferensi lokal pengguna di masing-masing negara.

TikTok juga rutin mengadakan kompetisi untuk mendorong kreator lokal, salah satunya adalah kompetisi TikTok Star di Indonesia yang sukses melahirkan banyak kreator berbakat. Dengan demikian, tuduhan bahwa TikTok meminimalkan konten lokal adalah tidak benar.

Kesimpulannya, algoritma TikTok didesain untuk menyajikan konten yang paling relevan bagi setiap pengguna, tanpa memandang asal negara kreator atau produk yang dipromosikan. Rumor mengenai TikTok yang memprioritaskan konten China hanyalah isu yang berlebihan.

Conclusion

Dan begitulah, setelah kita mendengarkan penjelasan dari Anggini, kita bisa menyimpulkan bahwa isu algoritma TikTok yang diduga memprioritaskan konten promosi atau penjualan produk dari negara asalnya, yakni China, ternyata tidak benar. TikTok tidak melakukan diskriminasi konten apa pun berdasarkan asal negara. Mereka hanya mengutamakan konten yang relevan, berkualitas, dan menarik minat pengguna.

Jadi kamu tidak perlu khawatir produk lokal Indonesia tidak muncul di FYP kamu. Selama kontennya bagus, relevan dengan minat kamu, dan mendapatkan engagemen tinggi dari pengguna lain, kemungkinan besar bakal muncul di FYP kamu. Kamu juga bisa berkontribusi dengan membuat konten menarik tentang produk lokal dan membagikannya di TikTok. Siapa tahu konten kamu bisa jadi trending dan mendukung UMKM di Indonesia.