Kepala Pertahanan Ukraina: Wajib Militer Tidak Dimaksudkan Sebagai Hukuman

Siap-siap, warga Ukraina. Kau mungkin akan segera dimobilisasi untuk bertempur melawan Rusia. Minggu ini, Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov mengumumkan bahwa kebijakan wajib militer Ukraina akan segera diubah. Ia berharap perubahan ini tidak akan dirasakan sebagai hukuman oleh masyarakat. Sebaliknya, kebijakan baru ini dimaksudkan untuk mendorong lebih banyak warga negara bergabung dengan angkatan bersenjata Ukraina secara sukarela.

Menteri Pertahanan Ukraina: Wajib Militer Bukan Hukuman Untuk Warga Sipil

Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, pada Minggu (24/12/2023), mengatakan bahwa stafnya akan mengubah pendekatan aturan mobilisasi militer. Kebijakan ini untuk mendorong lebih banyak warga negara bergabung dengan tentara Ukraina.

Minggu lalu, militer Ukraina meminta Presiden Volodymyr Zelenskyy untuk memobilisasi 450.000-500.000 tentara baru. Rencananya adalah untuk melawan pasukan Rusia dan melakukan serangan balik untuk merebut seluruh wilayah yang dipegang Moskow.

Umerov mengatakan kebijakan yang akan diputuskan Ukraina dalam beberapa hari ke depan adalah pendekatan terhadap mobilisasi. Dia berharap orang tidak akan menganggap kebijakan wajib militer sebagai hukuman.

“Kami sedang mempersiapkan rencana mobilisasi yang harus didasarkan pada pemahaman masyarakat. Kami membahas ini dengan militer, Dewan Menteri, dan Parlemen Ukraina,” jelas Umerov, dikutip oleh The Kyiv Independent.

Menurutnya, jika orang ingin Ukraina kembali ke perbatasan yang diperoleh pada 1991, maka diperlukan kesadaran seluruh masyarakat bahwa wilayah Ukraina yang diduduki Rusia harus dibebaskan.

Rencana Mobilisasi Baru Ukraina

Jika Ukraina ingin mendapatkan kembali perbatasan yang didapat pada tahun 1991, maka diperlukan kesadaran seluruh masyarakat bahwa wilayah Ukraina yang diduduki Rusia harus dibebaskan. Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, Minggu (24/12/2023), mengatakan bahwa stafnya akan mengubah pendekatan atas aturan mobilisasi militer. Kebijakan ini untuk mendorong lebih banyak warga negara bergabung dengan tentara Ukraina.

Rencana Mobilisasi Baru Ukraina

Minggu lalu, militer Ukraina meminta Presiden Volodymyr Zelenskyy untuk memobilisasi 450-500 ribu tentara baru. Rencananya adalah untuk menghadapi pasukan Rusia dan melakukan serangan balik untuk merebut seluruh wilayah yang dipegang Moskow.

Umerov mengatakan kebijakan yang akan diputuskan Ukraina dalam beberapa hari ke depan adalah pendekatan terhadap mobilisasi. Dia berharap masyarakat tidak akan memandang kebijakan wajib militer sebagai hukuman.

“Kami mempersiapkan rencana mobilisasi yang harus didasarkan pada pemahaman masyarakat. Kami membahas hal ini dengan militer, Kabinet Menteri, dan Parlemen Ukraina,” jelas Umerov, dikutip oleh The Kyiv Independent.

Menurutnya, jika masyarakat menginginkan agar Ukraina kembali ke perbatasan yang diperoleh pada tahun 1991, maka diperlukan kesadaran seluruh masyarakat bahwa wilayah Ukraina yang diduduki Rusia harus dibebaskan. Oleh karena itu, kita semua perlu bersatu dan mendukung rencana mobilisasi baru ini. Bersama, kita akan mendapatkan kembali tanah air kita!

Menteri Pertahanan Ingin Perubahan Pendekatan Terhadap Aturan Wajib Militer

Sebagai Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov ingin mengubah pendekatan atas aturan mobilisasi wajib militer. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mendorong lebih banyak warga negara bergabung dengan angkatan bersenjata Ukraina.

Pekan lalu, militer Ukraina meminta Presiden Volodymyr Zelenskyy untuk memobilisasi 450-500 ribu tentara baru. Rencananya adalah untuk menghadapi pasukan Rusia dan melakukan serangan balik untuk merebut kembali seluruh wilayah yang dipegang Moskow.

Umerov mengatakan kebijakan yang akan ditetapkan Ukraina dalam beberapa hari ke depan adalah tentang pendekatan terhadap mobilisasi. Dia berharap masyarakat tidak akan menganggap kebijakan wajib militer sebagai hukuman.

“Kami menyiapkan rencana mobilisasi yang seharusnya didasarkan pada pemahaman masyarakat. Kami mendiskusikan ini dengan militer, Kabinet Menteri dan Parlemen Ukraina,” jelas Umerov seperti dikutip The Kyiv Independent.

Menurutnya, jika masyarakat menginginkan Ukraina kembali ke perbatasan yang diperoleh pada 1991, maka diperlukan kesadaran seluruh masyarakat bahwa wilayah Ukraina yang diduduki Rusia harus dibebaskan.

Perubahan Pendekatan

Umerov berharap perubahan pendekatan atas aturan wajib militer akan membuat lebih banyak warga negara bersedia bergabung dengan angkatan bersenjata. Dia ingin masyarakat memahami bahwa kebijakan ini diperlukan untuk membela diri dan kedaulatan Ukraina. Dengan demikian, wajib militer tidak akan dianggap sebagai hukuman.

Harapan Menteri Pertahanan Ukraina Terhadap Wajib Militer Baru

Sebagai Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov berharap bahwa warga negara Ukraina tidak akan melihat kebijakan mobilisasi sebagai hukuman. Dia menjelaskan bahwa stafnya akan mengubah pendekatan atas aturan mobilisasi militer. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong lebih banyak warga negara bergabung dengan angkatan bersenjata Ukraina.

“Kami sedang mempersiapkan rencana mobilisasi yang harus didasarkan pada pemahaman masyarakat. Kami sedang membahas ini dengan militer, Kabinet Menteri, dan Parlemen Ukraina,” jelas Umerov seperti dikutip oleh The Kyiv Independent.

Menurutnya, jika masyarakat menginginkan Ukraina kembali ke perbatasan yang diperoleh pada tahun 1991, maka diperlukan kesadaran seluruh masyarakat bahwa wilayah Ukraina yang diduduki Rusia harus dibebaskan.

Umerov berharap masyarakat memahami bahwa kebijakan mobilisasi dimaksudkan untuk memperkuat angkatan bersenjata, bukan sebagai hukuman. Dia menyatakan bahwa pemerintah akan bekerja keras untuk menjelaskan rencana mobilisasi dan alasannya kepada publik. Umerov yakin bahwa dengan dukungan masyarakat, Ukraina akan mampu membebaskan wilayahnya dari pendudukan Rusia.

Pemerintah Ukraina berencana untuk menggalakkan lebih banyak warga negara bergabung dengan angkatan bersenjata melalui kebijakan mobilisasi yang baru. Hal ini dilakukan untuk memperkuat pasukan Ukraina dalam melawan Rusia dan melakukan serangan balik untuk merebut kembali seluruh wilayah yang dipegang Moskow.

Minggu lalu, live sdy wla militer Ukraina telah meminta Presiden Volodymyr Zelenskyy untuk memobilisasi 450-500 ribu tentara baru. Rencana ini bertujuan untuk men

Ukraina Butuh Lebih Banyak Tentara Untuk Merebut Wilayah Yang Diduduki Rusia

Ukraina membutuhkan lebih banyak tentara untuk merebut kembali wilayah yang dipegang Rusia. Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov mengatakan bahwa Ukraina akan merubah pendekatan aturan mobilisasi militer. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mendorong lebih banyak warga negara bergabung dengan tentara Ukraina.

Minggu lalu, militer Ukraina meminta Presiden Volodymyr Zelenskyy untuk memobilisasi 450-500 ribu tentara baru. Rencananya adalah untuk mengimbangi pasukan Rusia dan melakukan serangan balik untuk merebut kembali seluruh wilayah yang dipegang Moskow.

Umerov mengatakan kebijakan yang akan ditetapkan Ukraina dalam beberapa hari ke depan adalah pendekatan terhadap mobilisasi. Dia berharap masyarakat tidak memandang kebijakan wajib militer sebagai hukuman.

“Kami mempersiapkan rencana mobilisasi yang harus didasarkan pada pemahaman masyarakat. Kami sedang mendiskusikan ini dengan militer, Kabinet Menteri, dan Parlemen Ukraina,” jelas Umerov seperti dikutip The Kyiv Independent.

Menurutnya, jika masyarakat menginginkan Ukraina kembali ke perbatasan yang diperoleh pada 1991, maka diperlukan kesadaran seluruh masyarakat bahwa wilayah Ukraina yang diduduki Rusia harus dibebaskan.

Ukraine membutuhkan dukungan dan partisipasi warganya untuk melawan agresi Rusia. Dengan menerapkan kebijakan wajib militer yang adil dan tidak memandang sebelah mata, diharapkan lebih banyak warga negara bergabung untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina. Keberhasilan mobilisasi tentara akan menentukan masa depan Ukraina dalam menghadapi ancaman perang dari Rusia.

Conclusion

Dengan demikian, keputusan Menteri Pertahanan Umerov untuk mengubah kebijakan wajib militer Ukraina adalah langkah yang tepat untuk mencapai tujuan negara ini: merebut kembali wilayah yang diambil alih Rusia. Dengan mengajak masyarakat untuk bergabung dengan militer secara sukarela, diharapkan bahwa semangat nasionalisme rakyat Ukraina akan membara. Tentunya, kebijakan baru ini akan lebih diterima dengan baik oleh publik dibandingkan dengan wajib militer yang dipaksakan.

Ke depannya, mari kita berdoa agar Ukraina dapat segera merebut wilayahnya kembali dan rakyatnya hidup dalam kedamaian. Semoga tujuan mulia ini dapat segera terwujud.